1. Imunoglobulin G ( Ig G) disebut juga rantai – γ (gamma)
Tiap molekul IgG terdiri atas dua rantai L dan dua rantai H yang dihubungkan oleh ikatan disulfida (rumus molekul H2L2). Oleh karena itu imunoglobulin ini mempunyai dua tempat pengikatan antigen yang identik, meka disebut divalen. IgG
merupakan antibodi dominan pada respon sekunder dan menyusun pertahanan
yang penting melawan bakteti dan virus. Ini merupakan satu-satunya
antibodi yang mampu melintasi plasenta,oleh karena itu merupakan
imunoglobulin yang paling banyak ditemukan pada bayi yang baru lahir.
Immunoglobulin
ini yang paling banyak di dalam tubuh, dihasilkan dalam jumlah besar
ketika tubuh terpajan ulang ke antigen yang sama. Ia memberikan proteksi
utama pada bayi terhadap infeksi selama beberapa minggu setelah lahir
karena IgG mampu menembus jaringan plasenta. IgG yang dikeluarkan
melalui cairan kolostrum dapat menembus mukosa usus bayi dan menambah
daya kekebalan. IgG lebih mudah menyebar ke dalam celah-celah
ekstravaskuler dan mempunyai peranan utama menetralisis toksin kuman dan
melekat pada kuman sebagai persiapan fagosistosis serta memicu kerja
system komplemen. Dikenal 4 subklas yang disebut IgG1, IgG2, IgG3 dan
IgG4. Perbedaannya terletak pada rantai berat (H) yang disebut 1, 2, 3
dan 4.
2. Imunoglobulin A ( Ig A) disebut juga rantai –α (alpha).
Merupakan
imunoglobulin utama pada hasil sekresi misalnya susu, saliva dan air
mata serta sekresi traktus respiratorius, intestinal dan genital.
Imunoglobulin ini melindungi membran mukosa dari serangan bakteri dan virus. Tiap molekul IgA terdiri atas dua unit H2L2 dan
satu molekul terdidi atas rantai J dan komponen sekresi, molekul yang
disebut terakhir merupakan protein yang diturunkan dari celah reseptor
poli-Ig. Reseptor ini mengikat dimer IgA dan mempermudah transpornya
melintasi epitel mukosa. Beberapa bakteri (misalnya neisseria) dapat
merusak IgA1 dengan cara menghasilkan protase sehingga menghalangi
imunitas yang diperantarai antibodi pada permukaan mukosa
IgA
dihasilkan paling banyak dalam bentuk dimer yang tahan terhadap
proteolisis berkat kombinasi dengan suatu zat protein khusus, disebut secretory component, oleh
sel-sel dalam membrane mukosa. Imunoglobin yang dikeluarkan secara
selektif di dalam sekresi air ludah, keringat, air mata, lendir hidung,
kolostrum, sekresi saluran pernapasan dan sekresi saluran pencernaan.
IgA yang keluar dengan sekret juga diproduksi secara lokal oleh sel
plasma. Kehadirannya dalam kolostrum (air susu pertama keluar pada
mamalia yang menyusui) membantu melindungi bayi dari infeksi
gastrointestinal. Fungsi utama IgA adalah untuk mencegah perlautan virus
dan bakteri ke permukaan epitel. Fungsi IgA setelah bergabung dengan
antigen pada mikroorganisme mungkin dalam pencegahan melekatnya
mikroorganisme pada sel mukosa.
3. Imunoglobulin M ( Ig M) disebut juga rantai –µ (mu)
IgM
adalah antibodi pertama yang bersirkulasi sebagai respons terhadap
pemaparan awal ke suatu antigen. Konsentrasinya dalam darah menurun
secara cepat. Hal ini secara diagnostik bermanfaat karena kehadiran IgM
umumnya mengindikasikan adanya infeksi baru oleh pathogen yang
menyebabkan pembentukannya. IgM terdiri dari lima monomer yang tersusun
dalam struktur pentamer. IgM berfungsi sebagai reseptor permukaan sel B
untuk tempat antigen melekat dan disekresikan dalam tahap-tahap awal
respons sel plasma. IgM sangat efisien untuk reaksi aglutinasi dan
reaksi sitolitik, dan karena timbulnya cepat setelah infeksi dan tetap
tinggal dalam darah maka IgM merupakan daya tahan tubuh penting pada
bakterimia.
Ini
merupakan imunoglobulin yang efisien dalam proses aglutinasi
fiksasikomplemen dan reaksi antigen-antibodi lainnya serta penting juga
dalam menjadi pertahanan dalam melawan bakteri dan virus. Karena
interaksi imunoglobulin ini dengan antigen dapat melibatkan semua tempat
pengikatan antigen tersebut, maka imunonoglobulin ini mempunyai tingkat
afinitas yang paling tinggi dibandingkan dengan semua imunoglobulin lainnya.
4. Imunoglobulin D ( Ig D) disebut juga rantai –δ (delta)
Imunoglobulin
ini tidak mengaktifkan system komplemen dan tidak dapat menembus
plasenta. IgD terutama ditemukan pada permukaan sel B, yang kemungkinan
berfungsi sebagai suatu reseptor antigen yang diperlukan untuk memulai
diferensiasi sel-sel B menjadi plasma dan sel B memori. Ini juga terjadi pada beberapa sel leukemia limfatik. Di dalam serum immunoglobulin ini hanya terdapat dalam jumlah sedikit.
5. Imunoglobulin E ( Ig E) disebut juga rantai –ε (epsilon)
Dihasilkan
pada saat respon alergi seperti asma dan biduran. Peranan IgE belum
terlalu jelas. Di dalam serum, konsentrasinya sangat rendah, tetapi
kadarnya akan naik jika terkena infeksi parasit tertentu, terutama yang
disebabkan oleh cacing. IgE berukuran sedikit lebih besar dibandingkan
dengan molekul IgG dan hanya mewakili sebagian kecil dari total antibodi
dalam darah. Daerah ekor berikatan dengan reseptor pada sel mast dan
basofil dan, ketika dipicu oleh antigen, menyebabkan sel-sel itu
membebaskan histamine dan zat kimia lain yang menyebabkan reaksi alergi.
Regio
Fc dari IgE terikat pada reseptor pada permukaan sel mast dan basofil.
IgE yang terikat ini bertindak sebagai reseptor antigen yang
menstimulasi produksinya sehingga terbentuk kompleks antigen-antibodi
yang memicu terjadinya respon alergi tipe cepat (anafilaksis) melalui
pelepasan mediator. Pada orang dengan hipersensivitas alergi yang
diperantarai antibodi tersebut, IgE meningkat dengan cepat dan IgE dapat
terdapat pada sekresi eksternal. IgE serum juga meningkat secara
tipikal selama infeksi cacing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar